
Desa Taro Gelar Ngayah Persiapan Yadnya di Pura Agung Gunung Raung Semangat Gotong Royong Sambut Karya Agung
Taro, 6 Januari 2025 – Dalam semangat kekeluargaan dan dedikasi terhadap tradisi, Pemerintahan Desa Taro menggelar kegiatan ngayah meolahan di Pura Agung Gunung Raung Taro. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan Puncak Karya Agung yang akan digelar pada Buda Kliwon Ugu, 8 Januari 2025.
Dipimpin langsung oleh Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka, dan didampingi oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), I Wayan Suardika, SH, MH, kegiatan ngayah ini melibatkan jajaran anggota BPD, LPM, perangkat desa (termasuk kelihan banjar dinas, kaur, kasi, sekretaris desa, dan staf), serta masyarakat setempat.
Kebersamaan Dimulai dari Kantor Desa
Rombongan memulai perjalanan dari Kantor Desa Taro pada pukul 06.30 pagi. Dengan lokasi pura yang berdekatan, perjalanan menuju Pura Agung Gunung Raung dipenuhi semangat kebersamaan. Setibanya di pura, rombongan disambut dengan hangat oleh Prajuru Adat dan Dinas Taro Kaja, Bandesa Adat Taro Kaja, Kelihan Adat dan Dinas Taro Kaja, serta Seksi Tamiu Taro Kaja.
Penyambutan berlangsung di balai pesandekan pura, di mana rombongan dipersilakan menikmati wedang kopi hangat sebagai bentuk penghormatan dalam tradisi Bali. Suasana akrab dan santai mengiringi momen ini, mencerminkan eratnya hubungan antara perangkat desa, prajuru adat, dan masyarakat.
Prosesi Spiritual dan Ngayah Meolahan
Setelah prakata dari Prajuru Adat Taro Kaja, acara dilanjutkan dengan muspa bersama di pura utama. Prosesi ini dilakukan untuk memohon restu Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar seluruh rangkaian Yadnya berjalan lancar.
Usai berdoa, kegiatan berlanjut di perantenan pura, tempat ngayah meolahan dilaksanakan. Para peserta bergotong royong menyiapkan hidangan tradisional seperti sate lilit dan sate asem, yang merupakan bagian penting dari persembahan dalam Yadnya. Dengan semangat kerja sama, semua pihak—dari Perbekel hingga staf desa—ikut berpartisipasi, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh makna.
Nunas Pica dan Penutupan
Kegiatan ditutup dengan nunas pica, yaitu makan bersama di area perantenan pura. Hidangan yang dinikmati menjadi simbol rasa syukur atas terselenggaranya ngayah dengan lancar. Momen ini juga mempererat rasa persaudaraan antar peserta.
Pukul 09.15 WITA, seluruh rombongan menyampaikan pamit kepada Prajuru Adat Taro Kaja sebelum kembali ke Kantor Desa Taro dengan hati penuh rasa syukur dan kebahagiaan.
Pura Agung Gunung Raung: Pusat Spiritualitas dan Keagungan
Pura Agung Gunung Raung Taro merupakan salah satu Pura Dang Kahyangan Jagat yang sangat dihormati di Bali. Pura ini memiliki nilai spiritual tinggi sebagai tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para leluhur.
Sejarah mencatat, Pura Gunung Raung merupakan tempat meditasi suci dari Rsi Markandeya, seorang pendeta besar yang berperan penting dalam penyebaran ajaran Hindu di Bali. Dari sinilah tradisi penanaman dasar spiritual Bali dimulai, termasuk keberadaan Panca Datu (lima elemen alam suci) yang diyakini sebagai simbol keseimbangan semesta.
Arsitektur pura ini mencerminkan keindahan dan kekuatan spiritual. Berada di tengah lingkungan yang asri dengan suasana yang tenang, pura ini menjadi pusat kegiatan spiritual, baik untuk masyarakat setempat maupun umat Hindu dari berbagai daerah.
Puncak Karya Agung pada 8 Januari 2025
Puncak Karya Agung di Pura Agung Gunung Raung yang jatuh pada Buda Kliwon Ugu menjadi momen sakral bagi umat Hindu. Prosesi ini akan dihadiri oleh ribuan umat yang datang untuk bersembahyang dan melaksanakan persembahan suci.
Karya ini tidak hanya menjadi wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi juga melestarikan warisan leluhur, memperkuat kebersamaan, dan memperkokoh nilai-nilai spiritual masyarakat Bali.
Semangat Gotong Royong dalam Tradisi Bali
Kegiatan ngayah yang dilakukan Pemerintahan Desa Taro dan masyarakat setempat adalah bukti nyata bagaimana tradisi gotong royong tetap hidup dan menjadi landasan kehidupan sosial di Bali. Dengan semangat kebersamaan, Desa Taro memberikan teladan akan pentingnya menjaga adat, budaya, dan spiritualitas untuk generasi mendatang.
Reporter: Dueg Creative