Loading...
 
 
read-more

Pemerintah Desa Taro Gelar Dharmayatra Penuh Makna ke Pura-Pura Suci di Nusa Penida

Nusa Penida, 29 Desember 2024 – Dalam balutan suasana sakral dan penuh hikmat, Pemerintah Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, melaksanakan Dharmayatra persembahyangan ke sejumlah pura suci di Nusa Penida. Rangkaian ini berlangsung pada 28 hingga 29 Desember 2024, melibatkan para pemimpin desa, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak terkait dalam upaya mempererat spiritualitas dan tradisi Hindu.


Keberangkatan dan Rangkaian Persembahyangan

Rombongan yang berjumlah 53 peserta ini dipimpin langsung oleh Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka, bersama jajaran pemerintahan desa. Mereka berangkat dari Desa Taro pada Sabtu, 28 Desember 2024, pukul 05.00 pagi, menggunakan tiga armada minibus menuju Pelabuhan Kusamba, Klungkung. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan kapal menuju Nusa Penida, tiba sekitar pukul 09.00 pagi.

Setibanya di Nusa Penida, rombongan memulai rangkaian persembahyangan di beberapa pura utama yang sarat nilai sejarah dan spiritual, yaitu:

1. Pura Giri Putri

Persembahyangan dimulai di Pura Giri Putri, sebuah pura yang terletak di dalam gua besar di Desa Suana. Pura ini melambangkan keseimbangan antara energi maskulin dan feminin serta hubungan manusia dengan alam semesta. Seluruh peserta mengikuti ritual dengan penuh rasa syukur, memohon kedamaian batin dan keberkahan hidup.

2. Pura Muncak Mundi

Perjalanan dilanjutkan ke Pura Muncak Mundi, pura tertinggi di Nusa Penida. Berada di dataran tinggi, pura ini memberikan pemandangan alam yang memukau sekaligus pengalaman spiritual mendalam. Di sini, doa-doa dipanjatkan untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Taro.

3. Pura Dalem Krangkeng

Pura ini menjadi destinasi berikutnya, tempat di mana pembersihan spiritual menjadi fokus utama. Rombongan memohon pengampunan atas dosa-dosa dan pembebasan dari energi negatif kepada Dewi Durga, dewi pelindung dan pemurnian.

4. Pura Penataran Dalem Ped

Puncak persembahyangan berlangsung di Pura Penataran Dalem Ped, pura terbesar di Nusa Penida yang menjadi pusat spiritual masyarakat Bali. Persembahyangan dipimpin oleh pemangku setempat, dengan seluruh peserta memanjatkan doa untuk perlindungan dan keseimbangan energi di bawah perlindungan Ratu Gede Mecaling.


Acara ini turut dihadiri oleh Ibu Camat Tegallalang, Ibu Wayan Ari Tisna Handayani, SSTP, MSi, serta Pendamping dan Konsultan Desa Wisata Taro, Bapak I Ketut Swabawa, CHA. Selain itu, Ketua BPD Taro, I Wayan Suardika, SH, MH, beserta jajaran, dan LPM Desa Taro juga hadir mendampingi Perbekel Desa Taro. Kehadiran para tokoh ini mencerminkan dukungan penuh terhadap pelestarian tradisi dan nilai-nilai spiritual Hindu.

Mekemit dan Refleksi Malam Hari

Setelah seluruh rangkaian persembahyangan selesai, rombongan melakukan mekemit (bermalam di pura) di Pura Penataran Dalem Ped. Dalam suasana tenang dan sakral, para peserta merefleksikan perjalanan spiritual mereka sembari memohon bimbingan dan berkah untuk tahun mendatang.


Kepulangan yang Penuh Kedamaian

Rombongan melakukan upacara mepamit pada Minggu pagi, 29 Desember 2024, sebelum bertolak kembali ke Pelabuhan Kusamba dan tiba di Desa Taro sekitar pukul 11.00 siang. Perjalanan pulang yang berlangsung lancar membawa mereka kembali dengan semangat baru dan hati yang dipenuhi rasa syukur.

Kesuksesan Acara Dharmayatra

Dalam wawancaranya, Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka, menyampaikan, “Acara Dharmayatra ini adalah momen yang sangat berharga bagi kita semua, tidak hanya sebagai umat Hindu, tetapi juga sebagai komunitas yang menghormati tradisi dan leluhur. Semoga persembahyangan ini memberikan berkah dan ketentraman bagi seluruh masyarakat Desa Taro.”

Ibu Camat Tegallalang, Ibu Wayan Ari Tisna Handayani, juga mengungkapkan apresiasinya, “Perjalanan spiritual ini bukan hanya tentang ritual, tetapi juga tentang memperkuat ikatan sosial dan spiritual di antara masyarakat kita.”


Harmoni dan Spiritualitas

Dharmayatra ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi Hindu di Bali tetap hidup dan berkembang dalam harmoni dengan kehidupan modern. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, perjalanan ini bukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban spiritual, tetapi juga sebagai upaya membangun kebersamaan dan kesadaran akan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur agama dan budaya.

Melalui persembahyangan ini, Pemerintah Desa Taro mengukir jejak spiritual yang mendalam, mempererat hubungan dengan Tuhan, leluhur, dan alam semesta, sekaligus membawa inspirasi bagi generasi mendatang untuk melanjutkan warisan luhur ini.

Reporter : Dueg Creative