Loading...
 
 
read-more

Penyuluhan Pencegahan DBD di Desa Taro Penguatan Edukasi Kesehatan untuk Mengantisipasi Penyebaran Penyakit

Pemerintah Desa Taro melaksanakan Penyuluhan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bertempat di Aula Rapat Kantor Desa Taro, sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman masyarakat terhadap ancaman penyakit DBD, khususnya menjelang musim penghujan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari UPTD Puskesmas Tegallalang II, didampingi oleh Kasi Pelayanan Kantor Desa Taro, serta diikuti oleh Kader Jumantik Desa Taro yang merupakan perwakilan dari 14 banjar se-Desa Taro.


Landasan Regulasi dan Kebijakan Kesehatan

Pelaksanaan penyuluhan ini mengacu pada ketentuan regulatif yang relevan, antara lain:

  • Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang menegaskan pentingnya upaya promotif dan preventif dalam pencegahan penyakit menular.
  • Permenkes Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular, yang menetapkan DBD sebagai salah satu penyakit prioritas yang membutuhkan intervensi terpadu.
  • Permenkes Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Kader Jumantik, sebagai dasar penguatan peran kader dalam surveilans jentik dan edukasi kesehatan lingkungan.
  • Kebijakan nasional Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, sebagai strategi utama pengendalian vektor DBD.

Dengan dasar hukum tersebut, kegiatan ini menjadi bagian dari kewajiban Pemerintah Desa Taro dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.


Materi Penyuluhan: Pemahaman Ilmiah tentang DBD dan Vektornya

Narasumber memberikan pemaparan mendalam mengenai penyakit DBD yang disebabkan oleh virus dengue (DEN-1 sampai DEN-4), yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Gejala Umum DBD

  • demam tinggi mendadak 2–7 hari,
  • nyeri otot dan sendi,
  • mual dan muntah,
  • keluarnya bintik merah (petekie),
  • hingga tanda kebocoran plasma pada fase kritis.

Penanganan dini sangat dianjurkan untuk mencegah komplikasi berat.


Karakteristik Nyamuk Aedes aegypti

Dalam penyuluhan dijelaskan pula ciri-ciri dan perilaku vektor:

  • memiliki tubuh berwarna hitam dengan belang putih pada kaki,
  • aktif menggigit pada pagi hingga sore hari,
  • berkembang biak di air bersih tergenang,
  • siklus hidup telur–larva–pupa–dewasa berlangsung sekitar 7–10 hari.

Pengetahuan ini menjadi dasar penting bagi masyarakat dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara lebih efektif.


Gerakan PSN 3M Plus

Narasumber mengajak seluruh peserta menerapkan Gerakan PSN 3M Plus, meliputi:

  1. Menguras tempat penampungan air,
  2. Menutup rapat wadah air,
  3. Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air,
  4. Plus: menaburkan larvasida (abate), menggunakan lotion anti-nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, serta melakukan pemantauan jentik berkala.

Gerakan ini menjadi kunci dalam memutus rantai perkembangbiakan nyamuk di lingkungan desa.

Distribusi Bubuk Abate

Sebagai tindak lanjut kegiatan, Pemerintah Desa Taro bersama UPTD Puskesmas Tegallalang II turut membagikan bubuk abate kepada seluruh Kader Jumantik. Larvasida ini digunakan pada tempat penampungan air yang sulit dikuras, sebagai upaya mencegah perkembangan larva Aedes aegypti.


Penguatan Peran Kader Jumantik Desa Taro

Kader Jumantik dari 14 banjar memiliki peran strategis dalam:

  • pemantauan jentik berkala (PJB),
  • edukasi langsung kepada warga,
  • pendataan wilayah rawan,
  • serta pelaporan temuan jentik kepada tenaga kesehatan.

Keberadaan kader menjadi ujung tombak pencegahan dini di tingkat banjar.


Komitmen Pemerintah Desa Taro

Melalui penyuluhan ini, Pemerintah Desa Taro menegaskan komitmennya untuk terus:

  • meningkatkan literasi kesehatan masyarakat,
  • memperkuat pencegahan DBD berbasis lingkungan,
  • mendukung kinerja kader Jumantik,
  • serta menjaga Desa Taro tetap bersih, sehat, dan bebas dari ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue.

Pemerintah Desa Taro menyampaikan apresiasi kepada UPTD Puskesmas Tegallalang II dan seluruh kader atas sinergi yang terbangun dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.