.jpeg)
REMBUG DESA MASALAH PENANGANAN STUNTING DI DESA TARO
Selasa, 3 September 2019 bertempat di Aula Serbaguna Kantor Desa Taro diadakan Rembug Desa masalah penanganan Stunting di Desa Taro. Acara ini dimulai jam 09.00 wita dan dihadiri oleh Pj. Perbekel Taro di damping Kasi Kesra Desa Taro, Ketua BPD Desa Taro, PPL Pertanian Desa Taro, PLKB Desa Taro, Bidan PUSTU I dan II Desa Taro, Pendamping Kader Posyandu, 1 Orang Guru Paud, KPM Desa Taro, Ketua TP.PKK Desa Taro, Ketua PKK Dusun Se-Desa Taro, Ketua Karang Taruna dan Kader Posyandu Se-Desa Taro dan PD/PDTI Kecamatan Tegallalang sebagai Narasumber.
Acara ini sebagai bentuk evaluasi dan mencari solusi untuk pencegahan dan atau mencari solusi penanganan stunting di Desa Taro. Tentunya semua berharap angka Stunting di Desa Taro dari tahun ke tahun bisa semakin diatasi dan diminimalisir dan tentunya dengan upaya pencegahan dengan berbagai cara sedini mungkin.
Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih
pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting
adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak
lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun. Lalu apa saja gejala
atau tanda anak stunting?
Tidak semua anak yang berperawakan lebih pendek mengalami stunting.
Stunting merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek dilihat dari standar baku
pengukuran tinggi badan menurut usia berdasarkan standar WHO.
Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui bila
seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan
dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah
normal.
Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak ini tergantung dari
hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja
tanpa pengukuran.
Selain tubuh berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri
lainnya yakni:
- Pertumbuhan melambat
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
- Pertumbuhan gigi terlambat
- Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
- Pubertas terlambat
- Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan
kontak mata terhadap orang di sekitarnya
Apa saja faktor yang memengaruhi anak stunting?
- Utamanya, faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil dan anak balita.
- Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan
setelah melahirkan.
- Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan
postnatal (setelah melahirkan).
- Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
- Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.
Lantas apa dampaknya stunting?
Stunting adalah kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi ketidak cukupan
zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Maka itu,
kondisi ini bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
keseluruhan.
Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.
Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik
sedini mungkin akan menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah
sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti
kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah.
Semoga di Desa Taro kedepannya dan di masa mendatang, tidak ada lagi
anak yang mengalami Stunting.
Admin - IT Desa Taro