Loading...
 
 

TATAG

Nama Dusun                : Tatag

Nama Kelihan Dinas     : I Nyoman Watra

Nama Kelihan Dinas     : I Made Suwena, S, Kh

Nama Kelihan Adat      : I Wayan Weca

Luas Wilayah                : Petegalan dan Sawah = 1016100 M2 . Pekarangan = 7200 M2

Jumlah Krama              :  731 Jiwa, 143 KK

Profil Banjar/Dusun :

1.      Sejarah dan Geografis

Membicarakan riwayat berdirinya Banjar Tatag suatu sumber yakni cerita-cerita leluhur yang ada di Banjar Tatag yang diceritakan secara turun temurun kepada anak cucunya, dimana Banjar Tatag dahulunya satu desa adat dengan Banjar Taro Kaja.

Pada walnya Banjar Tatag adalah kumpulan dari orang yang datang dari rantauan usai zaman kerajaan dan menetap di genteng bawak yang merupakan wilayah dari Banjar Taro Kaja. Mereka yang datang dan menetap di genteng bawak, mereka mulai merabas hutan untuk dijadikan lahan pertanian dan persawahan. Lama kelamaan  karena mereka datang dari berbagai desa lalu mendirikan pondok-pondok yang awalnya mereka berjumlah 30 KK yang hanya menyungsung  satu Pura yaitu Pura Panti Penataran dan Khayangan Jagatnya satu desa adat dengan Banjar Taro Kaja. Sekian lamanya mereka satu desa adat,karena jauhnya antara genteng bawak dan taro maka terjadilah kesenjangan-kesenjangan yang membuat mereka tidak bisanya menyatukan persepsi , maka mulailah ada ketidakcocokan dalam pemerintahan adat.

Menurut para leluhur kami di genteng bawak, suatu ketika karena setiap ada pesangkepan yang dilaksanakan di Pura Bale Agung/Pura Sanghyang Tegal krama yang ada di genteng bawak disuruh datang di pagi hari sedangkan paruman di Pura Sanghyang Tegal dilaksanakan sore harinya. Krama yang di pondokan genteng bawak sudah paginya mereka datang, tentu ini membuat mereka bertanda tanya. Tetapi mereka tetap diam dan mengikuti apa yang dilaksanakan di desa taro. Karena terlalu seringnya mereka diperlakukan demikian, maka krama yang ada di genteng bawak mengadakan paruman dan menghasilkan kesepakatan untuk membuat banjar sendiri dan mendirikan Pura Khayangan tiga, Pura Puseh, Pura Bale Agung dan Pura Dalem. Lama kelamaan mereka sudah bisa menjalani kehidupan yang semestinya  membuatlah mereka bale banjar, pura melanting, dan membuat awig-awig supaya ada prosedur yang bisa dijadikan tuntunan dalam menjalani kehidupan beragama.

Letak genteng bawak berada diantara dua sungai yaitu sungai wos lanang dan sungai wos wadon. Disebelah utara genteng bawak adalah pura puseh dan pura bale agung. Di sebelah selatan adalah pura pura dalem dan pura puncak srinadi.

Pura Bale Agung genteng bawak paruman ini lain dari yang ada di desa lainnya karena para leluhur kami menceritakan agar masyarakat genteng bawak tidak melupakan khayangan mereka terdahulu yang ada di Taro karena yang ada di genteng bawak hanyalah penyawangan.

Diujung paling barat daya ada Pura Ayu Samuing yaitu pura subak yang ada di genteng bawak. Karena genteng bawak terletak di sebelah selatan Pura Penegtegan Taro, maka lama-kelamaan genteng bawak menjadi tegteg yang lama kelamaan menjadi tatag. Yang sekarang juga leluhur Tatag juga memberikan cerita bahwa pura puseh di puakan , Pura Bale Agung di Banjar Taro Kaja, Pura Dalem di di Banjar Tatag. Maka dari itu Taro, Tatag dan Puakan adalah saling berhubungan.

Ini cerita para leluhur kami yang diturunkan ke anak cucunya yang kebenaran cerita ini tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tidak ada babad atau lontar yang mendukung.

Demikian juga nama banjar tatag , masyarakat kami sering menyebut penegtegan. Apakah yang dimaksud dengan penegtegan? Rupa-rupanya mengandung nilai petunjuk bahwa para leluhur kami bersama dengan kramanya tempat yang didiami saat ini adalah penegtegan taro yang sampai sekarang di kenal Tatag, yang masih satu subak yaitu subak taro.

1.      Pujawali ring Pura Dalem jatuh pada Anggara Kasih Dukut

2.      Pujawali ring Pura Ayu Semuing jatuh pada Anggara Kasih Perangbakat.

3.      Pujawali ring Pura Bale Agung jatuh pada Buda Kliwon Ugu.

4.      Pujawali ring Pura Puseh jatuh pada Tumpek Krulut.

5.      Pujawali ring Pura Melanting jatuh pada Buda Kliwon Klawu.

6.      Pujawali ring Pura Puncak Sari jatuh pada Purnama Kedasa.