Loading...
 
 
banjar-dinas-pisang-kaja

Banjar Pisang Kaja

1.       Sejarah Pisang Kaja

Sekitar tahun 650 di daerah Gunung Abang terjadi bencana, yang membuat Ida Batara Pande atau yang disebut juga Ida Yang Empu Galuh melakukan pertapaan dipuncak Gunung Abang. Pada saat melakukan pertapaan, beliau tidak menemukan pohon Pisang yang tumbuh di Kawasan Gunung Abang. Hal tersbut yang menyebabkan terjadinya bencana. Setelah beberapa lama beliau melakukan pertapaan akhirnya beliau mendapatkan pice (anugrah), anugrah tersebut berupa pohon Pisang yang mampu menyelamatkan pemukiman di daerah Gunung Abang dan pohon Pisang itu adalah asal mula terbentuknya banjar Pisang.

Selang beberapa abad setelah bencana tersebut hilang Ida Yang Empu Galuh turun dari pertapaan beliau, dengan membawa anugrah pohon Pisang tersebut. Tujuan beliau turun dari pertapaan, beliau akan melihat sebuah pembutan danau di tengah-tengah pulau bali yang letaknya di desa Cepok sekarang. Pada saat perjalanan beliau menuju pembuatan danau, diperjalanan jatuhlah sebutir dari buah Pisang beliau. Lambat laut Pisang tersebut tumbuh dengan sempurna semakin lama menjadi semakin banyak, dan di daerah tersebut disebut dengan daerah Pisang.

                Banjar Pisang yang di awali oleh jatuhnya buah Pisang yang di bawa oleh Ida Hyang Empu Galuh, diman masyarakat atau penduduk yang berada di banjar Pisang tersebut sebagian besar adalah penduduk-penduduk pendatang dari wilayah yang berbeda-beda. Dan dari keterangan-keterangan warga banjar tersebut, bahwa sama sekali tidak ada penduduk asli yang tinggal di sana. Semuanya adalah penduduk-penduduk yang bertranmigrasi dari keluarganya karena di karang/tempat tinggalnya terdahulu telah penuh di huni oleh keluarganya. Oleh karena itu mereka mencari tempat tinggal baru, yaitu banjar Pisang. Banjar Pisang yang dahulunya hanya ada satu banjar yaitu hanya banjar Pisang. Karena pertambahan penduduk yang makin meningkat, mengakibatkan banjar Pisang menjadi dua yaitu menjadi Pisang Kaja ( utara ) dan Pisang Kelod ( selatan ), Dalam wawancara dengan (Pelingguh Dane di Pura Tuluk Biyu Batur, 16 maret 2013).

2     Topografi

Banjar Pisang Kaja adalah sebuah banjar yang merupakan bagian dari Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Banjar Pisang Kaja berjarak kuraang lebih 45 kilometer dari Kota Denpasar. Banjar Pisang Kaja terletak pada ketinggian 800 M – 950 M diatas permukaan laut. Banjar Pisang Kaja termasuk daerah yang memiliki udara yang dingin, karena daerah banjar Pisang Kaja terletak pada perbatasan antara kabupaten Gianyar dengan kabupaten Bangli. Tentu saja daerah banjar Pisang Kaja memiliki udara yang dingin, sebab disebelah utara daerah ini adalah daerah pegunungan yaitu Gunung Batur.

Luas wilayah desa ini yaitu 11 km, dengan permukian 6 km dari lading yang membentang di bagian utara wilayah banjar Pisang Kaja sepanjang 5 km.

Letak Banjar Pisang Kaja dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

1.       Sebelah utara berbatasan dengan desa Abuan, Bangli.

2.      Sebelah timur berdekatan dengan banjar Apuh, Sebatu, Tegallalang, Gianyar.

3.       Sebelah selatan berdekatan dengan banjar Pisang Kelod, Taro, Tegallalang, Gianyar.

4.  Sebelah barat berdekatan dengan banjar Let, Taro, Tegallalang, Gianyar.

Di sebelah utara desa Pisang Kaja merupakan daerah lading( tegalan ) yang luasnya mencapai 5 Km. Pemanfaatan lahan di wilayah banjar Pisang Kaja ini adalah sebagian besar digunakan untuk lahan Bertani oleh penduduknya. (Sumber: Dokumentasi Kelihan banjar Pisang Kaja, 2013).

3Penduduk Pisang Kaja

Penduduk di banjar Pisang Kaja berjumlah sebanyak 532 orang. Terdiri dari 97 KK dan jumlah perempuan sebanyak 259 orang, sedangkan penduduk laki-lakinya sebanyak 273 orang. Penduduk di banjar Pisang Kaja mayoritas menganut Agama Hindu. (Sumber: Dokumentasi Kelihan banjar Pisang Kaja, 2013)

Mayoritas mata pencaharian masyarakat banjar Pisang Kaja adalah sebagai petani dengan hasil kebun yang paling utama adalah jeruk, disela-sela masa panen jeruk penduduk menanam sayur-sayuran. Selain itu masyarakat banjar Pisang Kaja juga bekerja sebagai peternak yaitu sapi, babi, dan ayam. Namun seiring dengan perkembangan zaman sebagian penduduknya terdapat juga yang bekerja pada sektor pariwisata, perdagangan dan kerajinan ukiran. (Sumber: Dokumentasi Banjar Pisang Kaja, 2013).

 

PPotensi banjar


                 Banjar Pisang Kaja memiliki potensi dibidang pembuatan pengrajin dulang. Dulang ( wanci ) dari banjar Pisang Kaja memiliki kelebihan dibandingkan dengan dulang dari Bresela, hal ini dikarenakan bahan yang digunakan adalah kayu cepaka, serta ukiran yang digunakan adalah ukiran Bali. Selain itu banjar Pisang Kaja memiliki potensi dibidang wisata yaitu spot view atau pemandangan alam yang menyediakan keindahan alam Taro dan juga bisa melihat pemandangan gunung Agung yang ada di Kabupaten Karangasem.